Sunday, February 3, 2019

APAKAH KAMU BENAR-BENAR BATAK ????

                                                      HORAS 


    Sesuai Tema Artikel kita ini mungkin terlintas jawaban di benak kita,tapi jika kita melisik kedalam hati kita,apakah jawaban itu sudah sesuai dengan apa yang kita ketahui,Mengapa saya katakan demikian
    Dalam Suku Batak literatur garis keturunan sangat kuat dan benar-benar menjadi pedoman bagi kelangsungan generasi ke generasi,Mengapa begitu? dari literatur garis keturunan ini suku batak ini lah di asal mula prinsip hidup kita orang batak,Nah jika kamu orang batak pasti sudah tahu apa itu? coba jawab dalam hati..hmmmm seperti nya kamu masih bingung juga y...,baiklah saya akan coba menguraikan nya dan sedikit mengulas kembali sejarah suku batak
   Suku Batak adalah Suku yang berasal dari salah satu tempat di pulau sumatera,tepatnya di sumatera utara,kalau kita lebih detail lagi suku ini berasal dari sekitaran danau toba,nenek moyang suku batak atau lebih sering di singkat Si Raja Batak pernah bermukim di daerah pinggiran bukit pusuk buhit tepatnya sekitaran danau toba,kalau kita pernah pergi ke danau toba sudah pasti kita pernah mendengar nama tempat ini,dan itu salah satu gunung tertinggi di sekitaran danau toba,itu lah sekilas mengenai asal suku batak
     kita kembali ke topik awal kita,suku batak atau orang batak sudah biasa hidup dari dahulu dengan bekerja keras,ada yang bertani,berladang dan sebagai penangkap ikan,suku batak tersebar di seluruh pelosok Indonesia bahkan seluruh dunia,suku batak memiliki ciri khas bahasa atau logat yang kerja dalam berbicara
    Tapi tidak banyak orang tahu bahwa suku batak ini memegang 3 pilar teguh yang sudah di wariskan dari nenek moyang pertama atau lebih sering di singkat Si Raja Batak,Ke 3 pilar ini mewakili semua aspek kehidupan,nah di sini saya akan coba mengurai satu persatu dalam bahasa indonesia agar kita dapat lebih mengenal suku batak ini
  Ke 3 pilar ini biasa di sebut dalam bahasa batak DALIHAN NA TOLU,nah mari kita uraikan

   1.SOMBA MARHULA-HULA

  Point pertama ini mungkin beberapa dari kita belum mengerti arti somba marhula-hula,saya uraikan satu persatu

  Somba dalam bahasa indonesia memiliki arti Menghormati

  Marhula-hula memilik kata dasar hula-hula dalam bahasa batak,yang arti nya keluarga atau saudara dari pihak perempuan dalam arti keluarga dari pihak orang tua kita perempuan,keluarga dari pihak istri kita,keluarga dari pihak istri abang atau adik laki-laki kita atau pihak perempuan dari saudara kita dalam satu keturunan atau satu marga dan masih banyak lagi dalam artian pihak keluarga perempuan,

  Jadi Arti dari Somba marhula-hula kalau di artikan dalam bahasa indonesia adalah kita harus selalu menghormati keluarga dari pihak perempuan baik itu dari pihak orang tua perempuan,istri kita maupun keluarga dari pihak istri adik atau abang kita laki-laki

    2.ELEK MARBORU 

  Point kedua ini saya juga akan uraikan ke dalam bahasa indonesia

  ELEK dalam bahasa indonesia memilik arti Merangkul 
 
  MARBORU memiliki kata dasar BORU dalam bahasa batak,yang artinya Saudara Perempuan dari Pihak Keluarga atau saudara kita yang masih dalam satu keturunan atau satu  marga
  
 Jadi Arti dari ELEK MARBORU dalam bahasa indonesia di artikan kita harus dapat merangkul saudara perempuan kita,tanpa harus membedakan nya


    3.MANAT MARDONGAN TUBU

   Point Ketiga ini adalah point penting yang dapat kita temui di kehidupan sehari - hari

   MANAT dalam bahasa indonesia Memiliki arti Kehati-hatian atau berhati-hati

  DONGAN TUBU dalam bahasa indonesian memiliki arti Saudara Sesama baik itu sesama marga ataupun  Sesama garis keturunan

 MANAT MERDONGAN TUBU dapat di artikan dalam  bahasa indonesia kita harus dapat menerapkan prinsip kehati-hatian dalam berinteraksi dengan sesama saudara baik sesama marga ataupun sesama garis keturunan,dalam artian kita harus tahu bagaimana memposisikan tempat kita dalam garis keturunan baik dalam hal panggilan maupun sikap kita

  Nah dari ketiga pilar ini lah yang selalu menjadi pedoman suku atau bangsa batak,mungkin di masa milenial ini kita harus jujur hampir sebagian generasi kita tidak memahami atau pun memang tidak di tanamkan dalam keluarga,
 Zaman canggih na modren ini generasi bangsa batak sekarang banyak yang tidak menerapkan 3 pilar ini,kita tidak usah menuduh siapa dan mana ,tapi ada baiknya jika kita merasa orang batak mulainya untuk berbenah diri
 Jangan karena kita lahir dan besar di kota metropolitan,pendidikan yang tinggi dan memiliki jabatan dan harta berlimpah dan terpengaruh hebat nya kemajuan zaman sehingga kita lupa diri siapa kita
 Ketiga pilar ini mengajarkan kepada kita terkhusus nya orang batak bagaiman memposisikan hati kita serendah-rendah nya dan menguatkan kasih sayang kita kepada semua orang tanpa melihat kondisi dan setatus antara sesama kita
 Saya tidak akan akan panjang lebar lagi menguraikan nya,karena saya paham dan sangat yakin bahwa kita sudah sedikit nya memahami filosofi bangsa batak ini,
 Catatan yang harus kita pahamin Ketiga filosofi ini yang menjadi panutan bangsa batak ini dapat di bawa dalam kehidupan kita bermasyarakat dan bernegara dalam artian luas ,tidak hanya terlepas dalam lingkungan batak
 Semoga artikel yang singkat ini dapat menjadi bahan acuan pembelajara kita semua,Komentar anda sangat membantu kami agar dapat memberikan artikel-artikel yang bermanfaat bagi kita semua...



   

Friday, February 1, 2019

SEJARAH PARPADANAN MARGA TAMBA DENGAN MARGA MANURUNG

                                                        HORAS 
           Artikel ini saya ambil dari beberapa refrensi dengan tujuan agar generasi ke depan paham dan begini apa yang sudah di ukir perjanjian sedarah dari opung kita sebelumnya,Marga Tamba adalah 1 dari sekian banyak marga di suku batak,hanya sedikit yang masih memakai marga Tamba,jarang mungkin kita jumpai di perantauan yang memakai marga Tamba,kalau keturunan Si Raja Tamba Tua sangat banyak,dan keturunan Siraja Tamba Tua ini lah sebagai penyumbang terbesar di dalam pomparan Raja Naimbaton atau biasa di sebut PARNA
      Tapi dalam artikel ini saya hanya akan mengupas Marga Tamba ,mungkin tidak semua marga Tamba tahu dan paham betul bahwa Marga Tamba kepada Marga Manurung saudara dalam arti semua marga Tamba tidak bisa mengambil atau mempersunting semua boru Manurung begitu juga sebaliknya,untuk lebih jelas nya mengapa itu bisa terjadi saya akan jabarkan sejarah asal usulnya 
pertama kita akan mengulas singkat pertuturan Manurung
      Raja Batak anaknya ada 3 orang yaitu :
1.Guru Tatean bulan
2.Raja Isumbaon
3.Toga Laut
      Dari R.Isumbaon anaknya 3 orang yaitu :
1.Tuan Sorimangaraja
2.Raja Asiasi(Tunggulnijuji)
3.Langkasomalidang (Sangkarsomalidang)
      Tuan Sorimangaraja punya anak 3 org. 

Dari istri Pertama br Antingsabungan Lahir Raja Nabolon (Sorba di Julu). 
Dari Istri Tuan Sorimangaraja yg kedua lahir Datu Pejel (Sorbadi Jae). 
Datu Pejel/Br Tantan Debata anaknya ada 1 org Yaitu Raja Nairasaon.
   Saat usia remaja Nairasaon pun di pertapakan Datu pejel di gunung Simanukmanuk (sebelah timur Sibisa-sebelah kiri menuju porsea dari Parapat). Sekembalinya dari partapaon di simanukmanuk Datu pejel menyuruh nairasaaon ke limbong untuk “mangalap boru ni tulang na” Nairasaon pun berangkat ke Limbong. Namun setelah sampai di Limbong. Dari Tujuh boru ni Tulangnya tak satu pun yangg mau jadi istri Nairasaon karena wajahnya yang seperti kodok. Suatu sore secara kebetulan boru Tulannya paling bungsu melihat Nairasaon pergi mandi. Ia terpesona melihat ketampanan wajan Nairasaon. Ia menyadari bahwa wajah nairasaon hanya “RUMANG” (TOPENG).
     Hari ketiga Nairasaon pamit untuk pulang. Namun sebelum pulang Tulannya mengumpulkan ketujuh borunya. Dan menanya satu per satu dari boru I sampai boru VII. Boru I sampai boru ke VI tidak ada yg bersedia mereka tetap pada pendirian mereka saat pertama ditanyai orang tuanya. Sang Tulang pun menaya boru siampudan, boru siampudan pun menjawab “Naroa pe paribangki naroangku do i, au ra do gabe parsonduk ni anak ni nambori ki”. Akhirnya Narasaon pun di nikahkan dengan boru siampudan. Mengetahui Nairasaon cukup tampan pada saat menjelang pesta pariban Nairasaaon yg 6 org lagi menuntut kepada orang tuanya kenapa mereka “Dilangkahi” adeknya. Sang Tulang pun menjawab “Hamu do da inang namanjua. Anggim do mangoloi ba moloi naso jadi be sirangan”.
       Dari Nairasaon /Br Limbong sian sibisa lahir anak marbalutan (bulat) dan 
Br Limbong sian sibisa menaruhnya diatas parapara/diatas bahul-bahul selama 7 hari sesuai petunjuk Mulajadinabolon,baru halilintar berbunyi sangat kuat dan nampaklah anak molek 2 orang satu disebelah kanan dinamai Raja Mangarerak dan yang di kiri dinamai Raja Mangatur. Itulah sebabnya sering disebut Raja Mangarerak Mangatur untuk Raja Mangarerak dan Raja Mangatur Mangarerak untuk Raja Mangatur. Diantara mereka berdua tidak tahu siapa si abangan dan si adekan sebab lahirnyapun berdampingan.
        Pernah dibuat dalam suatu Pesta adat Nairasaon manortor si Raja Mangarerak di depan tetapi Ogung takdapat berbunyi dan Raja Mangatur di depan juga Ogung tak berbunyi. Lalu dibuatnya Raja Mangarerak dikanan dan Raja Mangatur dikiri barulah bunyi ogung kedengaran,dan apabila si Raja Mangatur disebelah kanapun Ogung tak mau bunyi.Maka sampai sekarang kalau dalam pesta Raja Nairasaon Keturunan Raja Mangareraklah (Manurung) disebelah kanan.
         Raja Mangarerak /Br Hutahot mempunyai 1 anak yaitu RajaToga Manurung dan 1 Putri Br Similingiling. Sedang Raja Mangatur /Br Harugasan Sagala dan punya anak 3 org anak yaitu Raja Sitorus, Raja Sirait dan Raja Butarbutar . Raja Toga Manurung menikah dengan Ampuljulu putri Sariburaja II (Pasaribu) dan Br Sisumaing juga br Pasaribu .
Raja Toga Manurung anaknya 3 dan putrinya 2 orang. Anak Raja Toga Manurung adalah :
1.Raja Manurung Hutagurgur
2.Raja Manurung Hutagaol
3.Raja Manurung Simanoroni.
Putri R.Toga Manurung Br Pintahaomasan kawin kpd R.Tambun dan Anian nauli kawin kpd Raja Turi.

    Anak ni Oppu Rj Mangatur adong 7,ima:
1.Oppu Rj Nawalu ( di Parsunian)
2.Patubamban ( di Parsunian)
3.Oppu ni Unggul ( di Harangan Sionggang)
4.Rj Si Jambang ( di Jangga)
5.Soppa Oloan ( di Narumambing / Porsea)
6.Tuan Sogar ( di Janjimatogu)
7.Rj Humuntor ( Gabe marga Tamba / Ganti ni si Boru Napuan)
.

Opunta Si Nomor 7 ma na nidokna Manurung na gabe marga Tamba ganti ni si Br Napuan.
      Songonon ma sejarah nya
Ia Oppunta Rj Mangatur marpariban do dohot marga Tamba Sitonggor Lumban Toruan manang sapangalapan boru nasida nadua,ima Boru ni rajai Oppuu Lahang Mahua Ruma Pea Sian Ht Rihit Samosir. Jala oppung boru na dua on linduat ninna;Nialap ni oppu Rj Mangatur ma sihahaan na margoar Si Boru Antin Raja,jala na tu Tamba margoar Si Boru Antin Malela. 7 ma anak dalahi di Oppunta Rj Mangatur/Br Antin Raja,dang adong boruna,7 boru ni Tamba/ Br antin Malela dang adong anak dalahi. Andorang so sorang dope anak Pa-7-hon di nasida nadua/ namarpariban nunga sai manghirim nasida nadua na ingkon do oloan ni Oppu Mula Jadi Nabolon sininta ni rohana.
     Oppunta Si Br Antin Raja mangido asa boru nian tubuhononna; Si Br antin Malela mangido asa anak dalahi tubuhononna. Hape ro ma di bulanna gok ma arina ditubuhon Inanata ni oppu Rj Mangatur ma anak dalahi, di inanta ni Tamba tong do boru di tubuhon. Jadi 7 ma anak bawa di oppu Rj Mangatur dohot 7 ma boru ni Tamba Sitonggor Toruan.
     Hinorhon ni i sai martonggoi ma nasida ganup ari ganup borngin anggiat nian adong boru di Oppu Rj Mangatur pola do sai laho nasida na dua ripe manungkun angka datu, sampe do diolohon mardebata mangulahon saem, dohot na hombar tusi marguru tu pandok ni datu dirimangi nasida di hatiha i.
     Alai hira marumur sataon anak siampudannabe,martahi ma si Br Antin Malela/Tamba laho mangidohon tu paribanna asa olo hahana i mangalehon anak siampudannai songon ganti ni boruna siampudan i. 

    Ninna mandok sinondukna “i:uuee ale amang rajaku,ua laho ma hita manopot dahahang tu bariba tao an anggiat dilehon anakna i dihita asa adong anak bawa di hita jala talehon borunta on asa adong boruna,ninna Si Br Antin malela.Songon dia ma pangalaho ni i betak so olo do anon paribanta mangalehon?”. Ninna sinondukna :“Ahu pe mangelek dahahang sai na tulus do langkanta molo pos rohanta tu oppunta Mulajadi, pature ma sada pinahan jala bahen tudu-tudu ni sipanaganon, laos hara ma haha anginta mandohoti tusi jala talehon silompit ganda upa ni parluga asa boi saguru lomonta martuptup dohot nasida”.
     Dungi padostahi ma nasida laos laho manasida manopot haha paribannai marluga sian tuktuk si Asu tu tuktuk si Adong-adong. Dung sahat nasida na sauduran tu bagas ni paribannai, massai las ma roha ni nasida namarpariban. Huhut dipasahat sipanganon nabinoan nasida tu haha na i. Disigati Oppunta Raja Mangatur ma boan-boan ni anggina i jala tarhalomong ma ibana marnidasa,gabe ninna ma: “Nasomal molo ro hamu manopot hami dang hea songon on pola di boan hamu godangna,jala muse marparjambaran dibahen hamu,huhut mamboan raja hamu jala torop uduran,songon dia do pangalaho ni on anggi
Ima da hahang pariban, panggabean parhorasan do boa-boani i,asa gabe do hita maranak marboru, pasu-pasuon ni Debata Mula Jadi Nabolon marhite-hite pasu-pasu ni raja”,ninna Tamba mangalusi. “Antong molo songon i ba tama ma huontang angka raja nadison ate?” Ninna Oppu Raja Mangatur.“Ba tung ima nahupangido da hahang”, ninna Tamba mangalusi.
       Dung pungu saluhut angka raja niontangnai marsipanganon ma nasida laos dipasahat angka parjambaran marguru tu partording ni ulaon i. Dungi manggabei ma raja laos mamasu-masu hasuhuton nadua ripe.Tar mangulon ma tahe sangombas huhut marsiturian ma nasida, huhut di parade Inanta ni Oppu Rj Mangatur nahombar tu paborhat anggi paribannai. Dungi dipaborhat hahanai ma anggi paribanna i laos di pataru nasida tu pasir, alai ditongan dalan ninna angina ima tu haha paribanna i, “Akkang tung sihol situtu do rohangku mangabing anakta i jala ho pe ra malungun do roham mangabing borunta on ate?”. Jadi martukkar manasida didalan i dilehon sihahaan ma anaknai tuanggina i jala diabing maboru ni angginai. Hape dihojoti angina i ma mardalan pola songon na marlojongi mangeahi pasir bontean ni solunasida jala dihojoti nangkok tu solu i.
       Hinorhon ni i longang ma Si Br Antin Raja mida namasai, jala ninna ma; “Ai dia do binahenmon anggia dilojongi ho mardalan mamboan anakta i jala di hojoti ho masuk tu solum so nanggo masijalangan, Ai dia ma anaktai tu son ai ditinggalhon ho borunta, songon dia do binahenmon tu hami anggia !”.
Jadi ninna angina ima mangalusi; “Ai i ma nahudok tu dahahang ai nunga satolop raja manggabei hita, Boras ma dihadang-hadangan, horas ma hita nang so masijalangan, Nunga pitu liliku, walu jugiaku, ngauli nipinghu, adong dahahang pangalualuanhu. Gabe ma ho marboruhon borunta i,gabe ma ahu maranakhon anaktaon,asa adong manuluthon angka borunta naonom nari,alai tonahononhu do dang jadi boi masibuatan pomparan ni anakta on tu angka pomparan muna,nang sian haha agimuna pe marsundut-sundut, Alana Manurung do anakta on”, ninna.Jadi dang tarbahen oppunta manang aha so holan mangoloi na ma ibana di padan ni angginai,jala nina ma: “Ima da tutu anggia ba gabe ma ho maranakhon anaktai , gabe ma ahu marboruhon borunta on, ingot ma padanta si sada anak sisada boru mahita ate ?”, ninna hahanai. “Imatutu gabe ma jala horas dahahang. Horas ma!”, ninna angginai.
 

Siboru Napuan Muli tu Sipolha.

  Dung magodang si Br Napuan mansai uli do rupana,jala tung gabe boru hasian ni siraja ibotna do ibana dietong rohanasidabe, jala gabe boru inggal-inggal do ibana di nasida nasaripe. Marroan ma angka anak ni raja manopot ibana, jala ro ma anak ni raja sian Sipolha namargoar Parmata Manunggal (Sisada mata) manopot ibana laos dioloi ma marbogas. Alai dang satolop angka ibotona napitu i.Hinorhon ni di topot Parmata manunggal ma nasida sada-sada ;parjolo ma ibana laho marsomba tu Oppu Raja Nawalu, ninna ma:“Rajanami! Aha manaringkot dirohamu patupaonhu di hamu asa olo hamu mangaloas siboru ibotmunai bahen parsondukhu?”.Ninna Oppu Raja Nawalu ma mandok :“Ingkon do lehononmu boli ni siboru ibot sabara horbo dohot sabara lombu”. Jadi ninna Parmata amnunggal ma; “antong tonggor ma simalolonghon raja nami asa hulehon pangidoanmuna i”. Jadi pintor ro ma horbo sabara dohot lombu sabara tu jolo ni Oppu Rj Nawalu.
    Jala songoni ma muse tu Patubamban,dipangido ogung dohot taganing, dilehon Parmata Manunggal ma ogung sitolpus dolok dohot tagading natutur. Jala tu Oppu ni Unggul Ogung do dilehon saparangguan nadigoari ogung si imbo jala rasi sahat tu sadarion dipeop sian pinomparna do pe ogung inon.Tu Raja Si Jambang Horbo sabara dilehon; tu Sompa Oloan mas sarumbi dilehon, alai dung jumpang ma Tuan Sogar dipangido ma ingkon lehononmu ma parbinotomi tu ahu. Ala ni i mangganguhi ma Parmata manunggal, ninna ma: “Antong rajanami tonngor ma simalolonghon rajanami asa hu pasahat i tu hamu”, laos dilehon ma piso si aek mual, piso alasan namarhadohoan. Molo adong na marsahit dibola ma sada unte pangir, dungi di ruar ma sian ujung ni piso i samangkuk mual na gabe tawar na boi mangubati na maborit.
     Dungi laho ma Parmata manunggal tu Tamba marsomba tu Raja Humuntor, dipangido ma hoda asa adong dalan-dalanna nagkok tuat tu dolok laho mandaram haporluan siapari.Asa dung sikkop sude pangidoan ni anggka oppunta na pitu dipamuli ma si boru Napuan tu Parmata Manunggal Damanik sian Sipolha.

     Jadi itu lah mengapa Marga Tamba dan Marga Manurung di sebut Padan,sisada anak sisada boru,sampai hari ini jika ada marga Tamba berpesta pasti akan di panggil marga Manurung begitu juga sebaliknya,Jadi untuk kita kaum milenial batak terkhusus marga Tamba dan marga Manurung marilah kita hormati dan patuhi apa yang sudah menjadi amanat opung kita,
    Begitu lah sejarah singkat yang saya rangkum dari beberapa refrensi,jika ada perbedaan pendapat kami mohon maaf dan kami akan menghargai pendapat yg berbeda untuk menjadi intropeksi kami ke depan



    HORAS MA DI HITA SASUDE ............